JAKARTA, iNews.id - Video bernarasi Israel menyerang markas pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Indonesia di Lebanon dengan mortir, viral di media sosial. Namun, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono memastikan tidak ada serangan tersebut.
Dalam video yang viral itu disebutkan detik-detik markas pasukan TNI di Lebanon kena mortir Israel. Mortir itu jatuh dan mengenai Sudirman Camp, tempat pasukan PBB Indonesia bermarkas. Disebutkan pula, dari dua mortir yang jatuh diketahui satu meledak dan satu lagi utuh atau gagal meledak.
Laksamana Muda Julius Widjojono menjelaskan, memang terjadi ledakan, namun berjarak 1 kilometer dari markas UNIFIL. Mortir yang disebut dalam video viral itu juga tidak benar, melainkan roket flare.
"Memang terjadi ledakan di sekitar 1 kilometer dari pos. Kemudian yang ada di berita media sosial yang beredar beberapa hari ini, terutama tadi malam, itu hanya roket flare," kata Julius saat ditemui di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2023).
Roket flare digunakan sebagai penerangan pada malam hari dari pihak lawan untuk mengukur jarak maupun aktivitas di area tertentu, bukan untuk menyerang pasukan PBB.
"Durasinya sekitar 40 detik, biar terang, musuh akan melihat atau pihak yang melemparkan roket akan melihat aktivitas, posisi dari area tersebut. Jadi bukan roket yang menyebabkan ledakan di area kita," ujarnya.
Julius mengatakan, pasukan Indonesia di UNIFIL saat ini dalam keadaan aman. TNI juga aktif berkoordinasi dengan pihak UNIFIL dan Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI selama eskalasi konflik Hamas-Israel meningkat. Julius pun menegaskan tidak ada korban jiwa dan kerusakan fatal akibat peristiwa tersebut.
"Sampai hari ini pasukan masih dalam keadaan aman," ujarnya.