Untuk itu, dia pun mengapresiasi penerbitan buku yang memuat berbagai pemikiran, gagasan, nilai-nilai, dan pengalaman dari tokoh sekaligus cendekiawan Nahdlatul Ulama ini.
“Saya mengucapkan selamat atas diluncurkannya buku Kiai Pesantren Membangun Peradaban, 70 Tahun Prof Dr KH Said Aqil Siroj, M.A,” ucap Wapres.
Sementara, dalam sambutannya, Kiai Said Aqil Siroj mengemukakan pandangan-pandangannya yang perlu dijadikan perhatian bersama, antara lain pertama, Islam di tanah air hanya dipahami sebagai syariah dan akidah, tetapi belum menyentuh bidang hadharah (peradaban) dan tsaqofah (kebudayaan). Kedua, definisi yang belum jelas mengenai Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
Ketiga, pesantren yang telah dikenal Nusantara jauh sebelum Islam masuk sehingga kontribusinya di bidang pendidikan di Indonesia tidak boleh diabaikan. Keempat, akhlak bangsa Indonesia yang dinilai sangat rendah, padahal sebagian besarnya adalah umat Islam.
“Tsaqofah adalah capaian-capaian culture, hadharah capaian-capaian welfare nggak pernah disinggung oleh ulama-ulama, kiai-kiai pesantren. Islam belum dipahami secara utuh, baru dipahami dari rukun iman dan rukun Islam saja,” ujar Kiai Said.