JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyebut sebanyak 52 persen warga Korea Selatan (Korsel) tak beragama. Fenomena itu dianggap sebagai dampak modernisasi.
“Dakwah kita sekarang ini menghadapi tantangan besar, modernisasi di samping sesuatu yang baik banyak juga yang tidak baik. Saya sering contohkan, di Korea Selatan dulu itu 99 persen agamanya Buddha. Waktu saya ke sana, saya mau lihat ternyata di Korea Selatan itu Buddha-nya tinggal 20 persen, 24 persen Kristen, Islamnya baru nol koma sekian, yang banyak apa? 52 persen tidak beragama. Jadi agama itu terdesak oleh karena adanya modernisasi,” ujar Wapres dalam sambutannya di Rapat Kerja Nasional Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Tahun 2023, Jumat (11/8/2023).
Oleh karena itu, Wapres mendorong adanya mujahid dakwah digital untuk mengantisipasi dampak negatif dari modernisasi.
“Dakwah kita sekarang memang harus mampu mengantisipasi itu ya, modernisasi yang baik itu tentu harus kita ambil, itu ilmu bagi kita, itu ilmu. Tetapi sesuatu yang baik itu (kita ambil), yang negatif ini yang harus kita tinggal,” katanya.
Pasalnya, di era modern saat ini semua sudah serba digital. Wapres mendorong agar para santri menjadi mujahid dakwah digital untuk menyebarkan ajaran yang santun.
“Sekarang ini kan digitalisasi, kalau tidak nanti dakwahnya itu kita masih verbal, sekarang sudah digital, beli juga digital, belajar digital, dakwahnya digital, kalau tidak (digital) kita kalah. Ini yang menjadi penting dengan tetap tentu menjalankan dakwah yang sudah diajarkan para ulama dengan cara-cara dakwah yang santun,” kata Wapres.
Apalagi, kata Wapres, bahwa hasil didikan para ulama pesantren dulu menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang paling toleran di dunia.