JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan wisata halal bukan mengubah tempat wisata menjadi syariah. Hal ini ditegaskan Wapres mengingat masih banyak penolakan terkait pengembangan wisata halal.
Wapres menyampaikannya saat menghadiri silaturahmi Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) dan Pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) di Kota Gorontalo, Jumat (14/4/2023).
“Ada beberapa kesalahpahaman di beberapa tempat tentang pariwisata muslim untuk pariwisata halal, pariwisata syariah, sepertinya kian dimaknai bahwa wisatanya akan dihalalkan, akan disyariahkan sehingga banyak misalnya daerah menolak,” ucap Wapres dalam sambutannya.
Wapres menjelaskan padahal yang dimaksud dengan pariwisata ramah muslim yakni lokasi wisata dilengkapi dengan restoran halal, tempat ibadah, dan ada hal-hal yang bisa mendukung. Sehingga wisatawan Muslim merasa nyaman di tempat itu.
Dia pun menceritakan pengalamannya ketika ke Beijing, China dan mengunjungi salah satu restoran yang ternyata ada tempat salatnya. Kemudian, dia juga menceritakan pernah ke Korea Selatan yang ternyata juga ramah muslim.
“Saya pernah ke Beijing di sana ada restoran halal ada tempat salat. Saya pernah ke Korea Selatan makan di sana juga ada tempat namanya Naminara Island, tempat wisata seluruh dunia ada tempat salat, ada restoran halal, ada makanan dan minuman yang halal,” katanya.
Pada kesempatan itu, Wapres menegaskan saat ini negara-negara dengan penduduk minoritas Muslimnya justru ingin mengembangkan wisata halal.
“Dunia sekarang sedang berlomba ingin menjadi pusat halal dunia dari negara-negara, padahal mereka adalah negara yang minoritas Muslimnya,” ucapnya.