PALANGKA RAYA, iNews.id - Kegagalan program food estate di beberapa daerah Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi isu paling banyak muncul saat Ganjar Pranowo berdialog dengan sejumlah elemen warga. Dialog digelar di M Bahalap Hotel, Palangka Raya, Jumat (2/2/2024).
Warga mengeluhkan program food estate yang terkesan asal-asalan. Mereka mengaku sama sekali tidak dilibatkan, dan kini hanya menanggung kerugian akibat kerusakan alam.
"Kalau Pak Ganjar jadi presiden, tolong program food estate khususnya di Gunung Mas itu ditinjau ulang. Program itu gagal total, masa tanam singkong tumbuhnya jagung. Bingung kita," ucap Pendeta Bobowanto Victor, tokoh adat Dayak Kalteng kepada Ganjar.
Pendeta Bobowanto mengaku sudah berkali-kali survei ke lokasi food estate di Gunung Mas yang juga tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dia tidak melihat tanaman singkong yang berhasil tumbuh dan berbuah.
"Meski usianya sudah satu tahun, tapi buahnya itu hanya sebesar jari tangan. Setelah ramai dikritik, tiba-tiba ganti tanaman jagung dan memakai polibag. Aneh sekali," katanya.
Padahal, dia tahu bahwa program food estate Gunung Mas itu menelan anggaran sangat besar dari pemerintah. Sayang, anggaran besar terbuang sia-sia tanpa hasil apapun dan justru merugikan.
"Belum lagi dampaknya bagi masyarakat sekitar. Sekarang warga di sekitar daerah itu sering kebanjiran karena hutannya digunduli. Sudah hancur lebur," ujarnya.
Cerita serupa disampaikan Lambang Jaya, warga Desa Paningkal Jaya, Kabupaten Kapuas. Lambang, yang desanya juga menjadi lokasi food estate, bercerita ke Ganjar bahwa program itu gagal total.