“Artinya, bukan hanya jumlah penduduk miskin yang bertambah, tetapi mereka yang berada dalam kondisi miskin makin sulit keluar dari garis kemiskinan,” kata Misfaruddin.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan kenaikan angka kemiskinan menurut BPS antara lain:
- Inflasi bahan makanan sebesar 1,54 persen (year-on-year)
- Perlambatan ekonomi Sumut di triwulan I 2025 yang hanya mencapai 4,67%
- Belum meratanya pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
- Bencana alam di beberapa wilayah
- Penurunan produksi sawit akibat musim trek
“Kondisi ini kontras dengan pertumbuhan ekonomi Sumut pada 2024 yang sempat mencapai 5,03 persen. Saat itu, konsumsi masyarakat masih menjadi penopang utama,” ucapnya.