Pendaftaran Pemilih Luar Negeri
Dalam diskusi yang berlangsung selama tiga jam tersebut, seorang pemilih mengutarakan permasalahan yang saat ini dihadapi pemilih Indonesia di luar negeri, yaitu belum dibukanya lagi pendaftaran penambahan pemilih ke DPT-LN.
"Kami berharap segera dibuka kembali karena kami tidak ingin kehilangan suara. Kami berharap KPU tegas. Katanya Februari akan dibuka. Kok belum?" kata Mahdalia Elva, seorang WNI yang tinggal hampir dua dekade di New York, AS.
Perlu diketahui, dari dua juta lebih orang Indonesia yang mendapatkan hak pilih di luar negeri, 52 persen mereka adalah perempuan. "Sangat disayangkan apabila perempuan Indonesia akhirnya tidak bisa mencoblos hanya karena KPU melalui PPLN kurang telaten mendata penduduk Indonesia di luar negeri. Memang tidak mudah, tetapi jangan sampai suara masyarakat Indonesia di belahan dunia mana pun dibungkam oleh sistem pemilu yang tidak dikelola dengan maksimal. Kami berharap KPU segera mengumumkan tanggal kapan tepatnya masa perbaikan DPT-LN dibuka lagi agar WNI di luar negeri tidak gelisah,” ujar Lathifa.
Di penghujung acara, Lathifa Al Anshori mengingatkan WNI di New York untuk memastikan keluarga dan kerabat masyarakat Indonesia di New York agar tidak golput dan bekerja aktif di sembilan minggu terakhir menjelang pemilu presiden 2019. Acara ditutup dengan foto bersama TKN bersama relawan-relawan.
Sebagai Christine Hakim menilai semangat militansi warga Indonesia di New York ini perlu ditiru oleh relawan-relawan di dalam negeri. Acara yang berlangsung selama lebih dari tiga jam ini dimulai dengan santapan kuliner Indonesia dan diakhir dengan sesi foto bersama.
Terselenggaranya tatap muka di Marmara Park Avenue Manhattan tidak lepas dari kecintaan WNI di New York terhadap Jokowi. Pada 2014 lalu, Jokowi-Jusuf Kalla menang telak di TPS PTRI New York City.