JAKARTA, iNews.id– Industri otomotif China, khususnya di segmen mobil listrik, berkembang sangat pesat. Ini terjadi karena produsen asal Tiongkok memasarkan produknya dengan harga yang sangat murah di berbagai negara.
Namun, cara produsen asal China dalam memasarkan mobil listrik mulai membuat geram beberapa pihak. Bahkan, strategi tersebut dianggap dapat merusak pasar dan dapat memberikan dampak negatif.
Melansir Euronews, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan subsidi yang dilakukan China terhadap mobil listrik harus diinvestigasi. Menurutnya, ada persaingan tidak sehat yang akan berdampak pada industri manufaktur.
“Sektor kendaraan listrik adalah industri penting bagi perekonomian bersih, dengan potensi besar bagi Eropa. Namun pasar global kini dibanjiri mobil listrik Tiongkok yang lebih murah. Dan harganya tetap rendah karena subsidi negara yang besar,” kata Von der Leyen dalam pidatonya di Strasbourg.
Von der Leyen juga mengungkapkan bahwa strategi industri otomotif China dalam memasarkan kendaraan listrik mengganggu pasar di Eropa. Mengingat maraknya penjualan berbagai model mobil hingga motor listrik di negara-negara Eropa.
“Jadi, saya dapat mengumumkan bahwa Komisi meluncurkan penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik yang berasal dari Tiongkok. Eropa sangat terbuka dalam persaingan, tapi tidak pertarungan diharga terendah. Kami harus mempertahankan diri terhadap praktik yang tidak adil,” ujarnya.