Pak Maja mengatakan, pada masa-masa awal dia mempelajari usaha transportasi bus, dia selalu ke kantor pada pukul 7.30 pagi. Di sana dia ikut melihat langsung bagaimana mekanik membongkar ban hingga pasang pasang per.
"Saya ikut nongkrong di kolong bus untuk belajar, sehingga saya mengerti dan jangan sampai kita dibohongi pegawai bus. Bisa saja mereka ganti semua isi bus itu dengan yang bekas," ujarnya.
Hingga saat ini PO Makmur tetap eksis di tangan Pak Maja. Dia pun memberi pesan kepada anak muda yang ingin menjadi pengusaha bus harus tetap memerhatikan segala halnya secara mendalam.
Katanya, transportasi bus ini punya risiko 50-50. Ini lantaran bus berjalan terus dari sana kemari yang bisa saja terjadi kecelakaan dan kerusakan fatal sehingga mengakibatkan kerugian besar.
"Banyak yang kurang memperhitungkan, gak sampai 2-3 tahun usaha mereka kandas. Jadi dalam usaha itu harus betul-betul serius," kata dia.