Namun, mengenai pabrik chip semikonduktor di China yang mengalami masalah, Nangoi berharap itu tak akan mempengaruhi suplai ke Indonesia. Pasalnya, beberapa negara yang membuat chip semikonduktor saling berhubungan dan menyalurkan hasil produksinya ke seluruh dunia.
“Memang kalau dari Asia banyak (pabrik) dari China dan Taiwan. Kemudian dari Eropa dan juga Amerika, tapi biasanya mereka saling berhubungan. Suplai dunia dipegang beberapa negara ini, jadi kalau (pabrik) Taiwan berhenti bukan berarti kawasan Asia benar-benar mati, tidak seperti itu. Tapi yang pasti suplai semikonduktor belum seperti yang kami harapkan,” katanya.
Pada 2023, Nangoi menargetkan penjualan bisa menyamai atau sedikit lebih baik ketimbang 2022 terjangka di angka 1 juta unit.
“Pastinya, kami mencoba mendorong penjualan di industri otomotif di Indonesia pada 2023 bisa lebih baik dari 2022. Harapan kami angkanya tidak berada di bawah 2022 pada tahun ini,” ujarnya.
Pada akhir 2022, industri otomotif di Indonesia mendapat angin segar karena suplai chip semikonduktor mulai membaik. Namun, tahun ini para produsen harus kembali mengatur strategi untuk mengantisipasti hal tersebut agar produksinya tetap lancar.