JAKARTA, iNews.id – Hampir seluruh negara saat ini mendorong penggunaan kendaraan listrik (electrice vehicle) dengan alasan untuk menjaga lingkungan hidup. Ini disebabkan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar.
Langkah ini disambut agresif sejumlah brand, khususnya asal China. Mereka meluncurkan sejumlah mobil listrik dengan desain menarik. Tapi, berbeda dengan brand-brand otomotif asal Jepang.
Seperti diketahui, sejumlah produsen mobil asal Jepang melakukan pendekatan yang sangat hati-hati terhadap elektrifikasi. Bahkan, mereka menawarkan sejumlah opsi kepada konsumen yang ingin beralih ke kendaraan ramah lingkungan, seperti mobil hybrid atau hidrogen.
Konsumen lebih tertarik menggunakan mobil hybrid, khususnya di negara dengan infrastruktur kendaraan listrik yang belum memadai. Sebab, mobil ini masih mengandalkan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber daya utama.
Dilansir dari Carscoops, saat brand lain optimistis dengan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), pabrikan Jepang memilih berhati-hati. Mereka tidak terburu-buru beralih sepenuhnya, meski tetap menjual model yang sepenuhnya listrik.
Salah satunya adalah Toyota yang telah lama menyuarakan skeptisisme terhadap rencana pemerintah dalam pengembangan kendaraan listrik. Merek lain, seperti Honda, Subaru, Nissan, dan Mazda, juga enggan melakukan upaya maksimal dalam transformasi kendaraan listrik.
Sebuah laporan dari Bloomberg menunjukkan brand otomotif Jepang memiliki firasat bahwa pasar kendaraan listrik pasar akan melambat. “Konsumen yang menentukan kecepatan elektrifikasi. Elektrifikasi bukanlah pertumbuhan yang linier, garis lurus. Itu akan naik dan turun. Namun dalam jangka panjang, hal itu akan tumbuh,” kata Stephen Ma, chief financial officer Nissan Motor dikutip dari Carscoops.