Supercar asal Gunungkidul tersebut juga mendapat perombakan di sisi knalpot. Lubang keluar asap dibuat khusus agar suara yang dihasilkan lebih gahar.
"Jadi mesin dulu yang kami kerjaka dinaikkan cc-nya. Setelah mesin jadi baru kita bikin body-nya. Mesin harus di atas 2.000 cc dan kalau bisa yang V agar mirip suaranya," ujarnya.
Suharyanto mengungkapkan dalam pembuatannya mengandalkan ilmu yang dapatkan otodidak. Terlebih dia telah malang melintang di bidang otomotif.
Untuk membangun Lamborghini Aventador, Suharyanto mengekuarkan dana sekitar Rp350 jutaan. Biaya bisa bertambah jika fiturnya ingin dibuat semakin spesial.
"Detailingnya rumit. Bagian-perbagian harus kita review sampai kemiripannya betul-betul maksimal," kata Suharyanto.