Dia menambahkan dengan demikian, mereka siap untuk bersaing dan menjadi penggerak utama dalam mendukung transformasi industri di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengembangan sertifikasi kompetensi khusus pada skala nasional.
"Sebagai salah satu contohnya, kegiatan Skill Contest telah terbukti menjadi katalis dalam peningkatan kompetensi para driver menjaga aspek keselamatan yang tercermin dari tingkat penurunan total kasus kecelakaan dan insiden sebesar 90 persen dari 2010 hingga 2023,” kata Bob Azam.
Hingga tahun 2023, telah terjalin kolaborasi dengan hampir 30 rekanan logistik yang mendukung operasi produksi kendaraan TMMIN di dalam negeri. Jaringan luas ini menopang operasional sehari-hari yang melibatkan lebih dari 1.100 karyawan dalam proses distribusi, menunjukkan skala dan pentingnya sistem yang efisien dan terintegrasi.
Sejak dimulainya inisiatif Skill Contest, fokus diberikan pada pengembangan master trainer sebagai strategi utama untuk meningkatkan kualitas dan keahlian dalam rantai pasok secara mandiri. Pada 2023, telah dikembangkan 28 orang master trainer yang tergabung dalam rantai pasok logistik Toyota yang berperan penting tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tapi juga memastikan transfer ilmu dan keterampilan khusus.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam rangka revolusi Industri 4.0, penerapan digitalisasi menjadi aspek penting dalam kegiatan logistik. Salah satunya melalui implementasi “Sistem Tenko” secara digital yang memungkinkan pengecekan kesiapan operator driver secara real time.
Selanjutnya, pengembangan Electronic Driver Check List (E-DCL) sebagai langkah maju dalam digitalisasi proses operasi untuk memastikan transparansi dan kecepatan dalam proses pengelolaan logistik hingga proses pembayaran.
Bob menjelaskan, pelaksanaan Skill Contest juga didasari semangat tiga pilar ESG (Environment, Social, and Governance). Pada pilar environment, fokus diberikan pada pengembangan keterampilan yang mendukung upaya pengurangan emisi yang berperan besar dalam transisi menuju karbon netralitas. Pada pilar social, peningkatan pengembangan tenaga kerja dilakukan melalui program-program sertifikasi yang bertujuan meningkatkan kualifikasi dan keterampilan pekerja. Pada pilar governance, upaya dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan tata kelola mencakup peningkatan prinsip untuk memastikan semua proses berjalan sesuai standar.
“Melalui peningkatan keterampilan SDM, kita bukan hanya akan mengukuhkan fondasi yang kuat bagi kemajuan industri di Indonesia, bersama-sama kita menciptakan sebuah ekosistem yang memungkinkan para pekerja berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam mewujudkan visi industri yang berkelanjutan dan inklusif untuk masa depan lebih baik bagi bangsa dan negara kita,” kata Bob Azam.