Ragam pilihan teknologi kendaraan ramah lingkungan yang tercakup dalam elektrifikasi dan flexy engine diperlukan mengingat kebutuhan masing-masing konsumen berbeda sehingga dapat mendukung populasi penggunaan yang masif yang nantinya akan memberikan manfaat yang maksimal.
President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Yoshihiro Nakata menyebutkan Toyota secara aktif menyambut baik upaya pemerintah Indonesia dalam akselerasi penerapan teknologi maju. “Memasuki tahun ke-10 dari teknologi elektrifikasi Toyota yang dipasarkan di Indonesia, kami sangat excited pemerintah Indonesia mempunyai perhatian serius pada kendaraan elektrifikasi guna menjaga lingkungan yang lebih baik di masa depan,” ujar Nakata.
Menurut Nakata, selain menyiapkan produk dan teknologi, dibutuhkan kesiapan pasar demi tercapainya roadmap pemerintah pada 2025 dengan optimal. Salah satu upaya untuk mendukung kesiapan pasar adalah dengan memberikan banyak informasi kepada masyarakat agar tingkat pengetahuan yang baik terhadap kendaraan bermotor listrik, serta penyiapan infrastruktur pendukung dan jaringan layanan, sehingga hal itu dapat mengurangi kekhawatiran publik.
Sebelumnya, Toyota Indonesia turut serta dalam riset komprehensif kendaraan elektrifikasi hasil kerjasama antara Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Ristekdikti RI serta enam Universitas (Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Udayana) dengan menyediakan alat bantu riset berupa 18 unit mobil (6 Prius HEV, 6 Prius PHEV, and 6 Corolla mesin bakar internal), data logger, fasilitas charging, dan asistensi teknik.
Di tingkat global, keseriusan Toyota dalam upaya popularisasi kendraan ramah lingkungan telah diwujudkan dengan membebaskan sekitar 24 ribu hak paten terkait dengan teknologi elektrifikasi. Selain itu mulai 2025 mendatang, setiap model kendaraan Toyota akan memiliki pilihan teknologi elektrifikasi.