Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperlihatkan tekanan yang dirasakan Mitsubishi Fuso pada periode Oktober 2025. Secara tahunan (year on year), penjualan wholesales perusahaan asal Jepang itu menurun 9,9 persen, hanya mencapai 20.263 unit.
KTB mengaku telah melakukan komunikasi intens dengan Gaikindo untuk mencari solusi terhadap fenomena tersebut. Namun, hingga kini belum ada langkah nyata dari pemerintah untuk menertibkan impor kendaraan yang tidak sesuai regulasi.
“Usaha komunikasi kepada instansi atau pihak terkait sudah kami laksanakan supaya kondisi ini bisa lebih baik. Namun, hingga saat ini belum ada langkah konkret dari pemerintah terkait hal tersebut, jadi kami masih menunggu,” ujar Aji.
Sebagai catatan, Mitsubishi Fuso sudah lebih dari setengah abad berkontribusi dalam pembangunan industri otomotif nasional. Selama 55 tahun beroperasi di Indonesia, produsen ini telah memproduksi lebih dari 1,5 juta unit kendaraan komersial.
Dengan investasi jangka panjang dan kepatuhan terhadap aturan, Aji berharap pemerintah memberikan perlakuan adil bagi pelaku industri dalam negeri. Baginya, keberlanjutan industri otomotif Indonesia bergantung pada konsistensi penerapan regulasi tanpa pengecualian.
“Kalau semua brand mengikuti aturan yang sama, maka kompetisi akan sehat dan industri bisa berkembang secara berkelanjutan,” katanya.