“Kami memulai perjalanan dari Chandigarh dalam waktu yang sesungguhnya kurang ideal karena sudah terlalu sore. Pukul tiga petang sangat riskan untuk memulai perjalanan ke Narkanda, karena jalur naik ke ketinggian sekitar 1.600 meter dari dasar permukaan laut,” ujarnya.
Hujan dan kabut tebal membuat perjalanan ke Narkanda sangat berisiko. Selain dingin yang menggigit tulang, jarak pandang yang relatif hanya 2,5 meter menjadikan laju Himalayan hanya bisa 25 km per jam. “Beruntung akhirnya kami bisa menembus Narkanda pada pukul 11 malam. Donna masih bisa menikmati tantangan walaupun harus diterpa hujan,” kata Darius.
Sementara itu, perjalanan Himalayan Ridge di hari kedua juga diakui Donna tidak kalah menantang. Meski kembali harus menghadapi cuaca malam yang dingin, perjalanan dari Narkanda ke Manali (210 km) dihadapi dengan semangat tinggi.
Keindahan alam di sepanjang perjalanan dikatakan Donna telah menghapus rasa khawatir pada lintasan berliku dan medan-medan off-road. “Di sana gunung di sini gunung. Pokoknya gunung tidak habis-habis. Sungai-sungai yang ada di dasar-dasar jurang sangat indah,” kata ibu dari tiga anak itu.
Medan-medan off-road dengan elevasi tinggi menuju Manali sebagai inti dari tantangan perjalanan di hari kedua. “Kami sempat tersasar sekitar 30 km. Tapi justru itu kami jadi bisa melihat keindahan yang belum pernah terbayangkan,” ujar Darius.
Selanjutnya, tim Himalayan Ridge akan mengeksplorasi Manali pada petualangan hari ketiga, sebelum melanjutkan perjalanan hingga menuju Khardung La di Leh Ladakh pada ketinggian 5.359 meter.