Turun di kelas klasik mengandalkan Toyota Land Cruiser 100, kategori itu terbilang baru dan sudah ada sejak 2021, dikhususkan untuk mobil lansiran 2005 ke bawah. Dia akan ditemani co-driver asal Prancis, Mathieu Monplaisi.
“Kategori ini bikin saya tertarik karena bisa dibilang paling ramai pesertanya. Isinya mobil lama yang udah legendaris, seperti Pajero, Land Cruiser, atau G-Class lama itu semua ikut. Bikin orang jadi nostalgia, makanya pesertanya ramai,” ujarnya.
"Saya memutuskan untuk mengajak Mathieu. Karena menurut saya bukan sekedar skill terkait navigasi yang dibutuhkan, tapi juga skill mekanik, yang mungkin sangat dibutuhkan jika terjadi sesuatu ditengah gurun pasir," kata Jeje.
Sebelumnya, Jeje juga pernah mengikuti Asia Cross Country Rally (AXCR). Meskipun sama-sama menantang, menurutnya ada banyak perbedaan antara perhelatan AXCR dengan Rally Dakar.
Tak cuma mengandalkan kecepatan, melainkan kemampuan navigasi, ketahanan fisik, dan daya tahan kendaraan ikut dipertaruhkan. Jarak tempuhnya hingga 8.000 kilometer memakan waktu dua pekan.
Dalam Rally Dakar 2026 nanti, Jeje menargetkan bisa finish. Bisa finish di kejuaraan tersebut sama halnya seperti menyelesaikan reli terberat yang punya tingkat kesulitan tinggi hingga tingkat kegagalan tinggi sampai 50 persen.
“Targetnya finish, kalau tercapai maka jadi pebalap Indonesia pertama yang menyelesaikan Dakar. Dulunya akhir 80-an ada Pak Tinton Suprapto dan Pak Kasih Hanggoro tahun 2010 itu tidak sampai finish, hanya bertahan di etapa awal,” ujarnya.