1. Kecelakaan Maut Tol Surabaya-Mojokerto melibatkan bus yang mengangkut penumpang sebanyak 25 orang, berangkat dari Yogyakarta menuju Surabaya dengan kecepatan sedang di jalur lambat.
Saat tiba di KM712+200/A, bus tiba-tiba oleng ke kiri dan menabrak tiang rambu penunjuk arah jalan hingga terguling. Terlihat bagian kiri bus ringsek, yang diduga dari bekas tabrakan tidak ada upaya pengereman dari sopir bus.
Akibat kecelakaan ini, 13 penumpang meninggal dunia, dan 12 orang lainnya mengalami luka berat.
2. Bus PO Kramat Djati terbakar di Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) pada 1995, yang menyebabkan 31 orang meninggal dunia. Saat itu, bus melaju dengan kecepatan tinggi, dan mendahului kendaraan lain dengan menggunakan bahu jalan.
Malang, bus menabrak 4 mobil ang sedang berhenti di bahu jalan karena mogok. Akibatnya, 3 penumpang mobil tewas di tempat. Kemudian bus terbakar yang menewaskan 31 dari 39 penumpang di dalamnya.
3. Bus PO AKAS melaju dengan kecepatan tinggi dan sang sopir gagal mengendalikan bus sehingga badan bus masuk ke lubang galian tanah di Jalan Malan Kulon, Probolinggo, Jawa Timur, pada 17 April 1977, yang mengakibatkan 33 orang kehilangan nyawa.
4. Bus Sriwijaya dengan nomor polisi BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan tragis. Bus itu terjun ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan, pada 2019 lalu.
Berdasarkan penyelidikan, diketahui bus kelebihan muatan karena mengangkut sekitar 50 penumpang dan satu sepeda motor. Ini membuat bus tak kuat menanjak dan tak ada upaya pengereman dari sopir bus sebelum terjun ke jurang.
Akibat kecelakaan tersebut, dikabarkan 35 orang meninggal dunia dan 13 orang lainnya hanya mengalami luka-luka.
5. Bus Jawa Indah dengan rute Kalianget-Banyuwangi terbakar di Jalan Raya Top Dupak Surabaya, pada 1987. Penumpang terjebak di dalam bus karena pintu tak bisa terbuka dan tak ada martil pemecah kaca.
Hal tersebut membuat 41 orang meninggal dunia karena hangus terbakar akibat terjebak di dalam bus.
6. Bus AO Transport mengalami kebakaran di Jalan Raya Situbondo-Probolinggo, Jawa Timur, pada 8 Oktober 2003. Insiden ini dikenal dengan “Tragedi Paiton” karena lokasinya berada dekat dengan pintu utama PLTU Paiton 3 yang merupakan pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Indonesia.
Kejadian bermula ketika rombongan dari SMK Yapemda Sleman yang menggunakan tiga bus selesai berwisata dari Bali dan hendak pulang ke Yogyakarta. Bus nomor 2 tertinggal oleh bus 1 dan 3, namun sopir bus tak memaksa untuk mengejar ketertinggalan.
Berkendara di jalur yang benar, tiba-tiba sebuah truk datang dari arah berlawanan dan bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Yapemda Sleman tak dapat menghindar. Akhirnya kedua kendaraan bertabrakan, dan dari arah belakang juga dihantam oleh truk tronton.
Pintu depan dan belakang tidak bisa diakses karena rusak, dan mereka tidak bisa keluar melalui jendela karena tidak ada pemecah kaca. Akibatnya seluruh siswa dan semua orang yang ada di dalam bus meninggal dunia karena hangus terbakar.
Dalam insiden itu, sebanyak 54 orang terbakar (51 siswa, 2 guru dan 1 pemandu wisata) dan mayat mereka bertumpuk di bagian belakang bus karena api merambat dari bagian depan.