Udin mengungkapkan ada banyak rekan-rekan seprofesinya sebelum pandemi Covid-19 menghantam Indonesia. Ketika terminal tak beroperasi, Udin dan rekan-rekannya mencoba profesi lain, tapi hanya dirinya dan tujuh orang lain yang kembali menjadi tukang cuci bus.
“Aslinya mah banyak Pak, ada 20 orang. Cuma berhubung terminal sepi, orang-orang alih kerjaan. Sekarang cuma ada tujuh orang. Yang lain ada yang berdagang, ada yang bangunan,” katanya.
Udin menyebutkan dirinya bersama rekan-rekan lain membagi jadwal kerja sesuai dengan kesepakatan bersama. Tak ada yang mengatur jadwal kerja, hanya ada koordinasi dari ormas setempat agar mereka bisa aman bekerja.
“Ada shift-nya Pak, jadi misalnya sekarang saya kerja besok libur. Kalau dulu waktu orangnya banyak ada 20, seminggu shift-nya, seminggu siang, seminggu malem, jadi dari jam 7 Isya sampai jam 7 pagi,” ujarnya.