Penamaan yang dibuat pada perusahaannya cukup unik. Tanto tak melupakan dari mana dirinya berasal. Meski tak memiliki filosofi mendalam, tapi ini terbukti membuat perusahaan tetap eksis hingga sekarang.
“Kita dari hasil bumi itu kita dapat sarinya, terus ditambahi mustika. Dulu kerjanya kan hasil bumi, tapi di Tayu,” ujar Tanto, yang memilih pusat garasi PO Sari Mustika di Semarang, Jawa Tengah.
Melihat persaingan saat ini, Tanto menceritakan manisnya dunia transportasi darat, khususnya bus di masa lalu. Dia mengungkapkan tak kerepotan mencari penumpang karena mereka sendiri yang akan mencari angkutan umum.
“Waktu itu zamannya enak, bus bisa muatannya 100 orang sampai ada yang berdiri (bergelantungan di pintu). Sekarang busnya banyak tapi penumpangnya enggak ada. Kita mau jalan ke Sumatera kursinya 50, orangnya enggak sampe 40,” ucapnya.
Dia mengungkapkan namun saat momen libur Lebaran penumpang sudah tak bisa ditampung di dalam bus. Bahkan, ada yang rela berdiri di pintu mulai dari titik keberangkatan hingga sampai ke tujuan.