Konsepnya memang mirip dengan bus jenis suite class di Indonesia, di mana kursinya bisa dibuat rata. Namun, demi meningkatkan kenyamanan, bus ini hanya menampung 11 orang, dengan enam kursi di sisi kiri dan lima kursi di baris kanan.
Perbedaan terbesar adalah setiap kursi dipisahkan dengan sekat dengan pintu geser yang membuat setiap penumpang memiliki ruang privasinya masing-masing. Bahkan dilengkapi dengan tirai, baik di bagian jendela maupun di bagian pintu geser.
Penumpang juga akan mendapatkan selimut, baju untuk tidur, penutup mata, hingga penutup telinga yang dapat membuat tidur semakin nyaman. Pengoperasian kursi juga sudah full electric sehingga memudahkan penumpang mendapatkan posisi ternyaman.
Bus ini memang tidak menyediakan layar televisi sebagai hiburan, tapi penumpang akan disediakan headphone dengan kotak musik yang memiliki pilihan empat jenis lagu pengantar tidur.
Meski tak dilengkapi layar hiburan, tapi Dream Sleeper menyediakan jaringan wifi yang cukup cepat. Ini akan membuat penumpang semakin betah berada di dalam “kamar hotel” berjalan tersebut.
Bus Dream Sleeper juga menyediakan satu toilet dengan closet yang sepenuhnya dioperasikan dengan elektrik. Semua kebutuhan penumpang di dalam toilet tersebut juga sangat lengkap.
Kru bus juga akan mendatangi tiap-tiap kamar untuk memberikan air mineral dan sapu tangan sebagai bagian dari layanan. Selain itu, layaknya perjalanan dengan pesawat first class, fasilitas seperti baju ganti, peralatan mandi, masker mata hingga sandal tersedia.
Perjalanan dari Tokyo ke Osaka memiliki satu kali istirahat di area servis selama 10 menit. Saat istirahat, penumpang diberi name tag agar memudahkan identifikasi saat bus akan berangkat karena area istirahat gabung dengan bus lainnya.