Tapi, kali ini Green Line menawarkan layanan yang lebih baik dengan bus-bus yang terlihat lebih modern. Bahkan, mereka menggunakan sasis-sasis dari Eropa, seperti Scania, MAN, hingga Volvo.
Bentuknya juga sangat mirip dengan bus-bus di Indonesia, khususnya yang menggunakan double glass pada kaca depan yang dipisahkan dengan “bando”. Tetap saja, bentuk belakang bodi bus Green Line masih terlihat monoton berbeda dengan bus Indonesia yang terlihat sangat mewah.
PO bus berikutnya adalah Ena yang merupakan salah satu pemesan bodi bus di Laksana. Ini merupakan perusahaan yang paling terenal di Bangladesh dengan mengoperasikan bus AC dan non-AC.
Membuat perbandingan tak lengkap rasanya jika tak membandingkan bus kota Indonesia dan Bangladesh. Sebut saja, TransJakarta dan Dhaka City Bus yang melayani perjalanan di dalam ibu kota masing-masing negara.
TransJakarta saat ini menggunakan sasis-sasis bus dari Eropa, mulai dari Scania, Mercedes-Benz, hingga Volvo. Bodinya juga garapan karoseri dalam negeri yang memahami kebutuhan di dalam negeri.
Bus-bus TransJakarta saat ini jauh lebih nyaman, dan menjadi andalan banyak warga Jakarta untuk mengantar mereka ke tempat tujuan. Mengingat rasa nyaman dan biaya perjalanan yang sangat murah.
Sama seperti di Jakarta, warga di Dhaka juga mengandalkan bus untuk aktivitas sehari-hari mereka. Hanya saja, bus-bus yang melenggang di Dhaka terkesan jadul, bahkan kondisinya terlihat tidak layak jalan.