Seiring berjalannya waktu, Agus pun memberanikan diri membeli bus dengan tujuan menambah armada PO Aneka Jaya. Saat itu, dia hanya berani membeli bus bekas dan dibayar mencicil.
“Waktu di Surabaya saya dipercaya sama Pak Murtaji Edi disuruh ngadep ke Hino, di sana ada bus baru dan bus bekas. Saya ngambil bus bekas yang ada moncongnya itu, Alhamdulillah busnya itu sehat semua. Jadi saya bisa maju terus. Saya dikasih tempo 4 bulan bayar lunas. Sampai sekarang saya masih berhubungan baik,” ucapnya.
Berkat perjuangannya tersebut, menjadi bekal untuk menghadapi tahun-tahun sulit ketika melewati krisis moneter pada 1998. Bahkan, PO Aneka Jaya masih berdiri hingga saat ini setelah melewati dua tahun yang sulit akibat pandemi Covid-19.
“Tantangan terberat itu 98 ada krisis moneter, tapi itu bisa dilewati. Sekarang yang dua tahun terakhir ini enggak bisa berkutik. Kerugian saya nggak bisa dihitung, mau jajan saja susah. Sekarang kira-kira ada 80 (armada bus), terbagi bus wisatanya 16 dan sisanya bus reguler, termasuk cadangan. Kalau mau jalan semua bisa, tapi nanti nggak bisa beli ban,” ujarnya.