Sebelum menjadi sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP), Bu Yayuk juga sempat menjalani profesi sebagai sopir bus Transjakarta. Prestasi sebagai sopir bus Transjakarta pun mendapat peringkat terbaik pada 2005. Baru pada 2015 Bu Yayuk akhirnya bergabung dengan PO Haryanto
“Kalau resmi di PO Haryanto sudah 6 tahun (7 tahun, red), sebelumnya cuma nyerep-nyerep. Jadi sopir bus sejak 2005, waktu itu TransJakarta buka lowongan besar-besaran, launching koridor pertama Blok M-Kota,” kata Bu Yayuk dikutip dari kanal YouTube Mata Lensa, Minggu (15/1/2023).
Perempuan kelahiran 9 November 1972 ini menuturkan keputusannya menjadi sopir bus karena untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dia sempat membuka usaha menjadi grosir sembako di Pasar Wonogiri hingga memiliki karyawan empat.
Namun terjadi kebakaran di pasar Wonogiri. "Saya yang termasuk kena imbasnya sampai gulung tikar," kata Yayuk.
Melihat situasi itu, dia berusaha bangkit. Di tengah cobaan melanda keluarga anaknya diterima masuk perguruan tinggi negeri. Dia berusaha mencari jalan membiayai keluarga dan kuliah sang anak.
"Waktu itu anak saya masuk UMPTN, pada 2005 saya nekat merantau ke Jakarta. Ada lowongan dari Transjakarta zaman Gubernur Soetiyoso. Saya diterima," katanya.
"Waktu itu saya single parent dari situ saya bisa sekolahin anak-anak hingga kelar sarjana semua," ujar Bu Yayuk di kanal YouTube Pak Bero2 Official.
Bu Yayuk menjalani profesi sebagai sopir bus dengan ikhlas hingga akhir hayatnya, mengingat dirinya sudah berkutat di dunia transportasi sejak kecil. Sebab itu, dia bertahan menjadi sopir bus dari PO Haryanto sampai pindah ke PO Kencana.