“Ya memang harus benar-benar tepat strateginya tidak boleh menyerang terus, bertahan terus, harus mix and match, harus tepat dan pas. Karena kalau ada yang kurang tepat jadi bumerang sendiri misalnya kita main nyerang terus otomatis pergerakannya lebih besar. Dia tinggal gitu-gitu doang,” ungkapnya.
“Sedangkan kita rally defend doang ya sama aja, kita pontang-panting juga. Jadi harus ada cara buat pergerakan dia nggak enak. Sebenarnya harus ngadu strategi, karena nggak bisa dari awal 0-0 sampai 21 mainnya gitu-gitu aja. Pasti kita sama-sama ngadu strategi juga. Lihat perubahan-perubahan itu sih ya yang harus cepat dan tepat dalam membuat keputusan,” pungkasnya.
Jika menilik dari rekor pertemuan, Ginting kalah jauh dari Axelsen. Dari 14 pertemuan, tunggal putra Indonesia itu hanya mampu merebut empat kemenangan saja sementara sisanya dia harus mengakui ketangguhan pemain asal Denmark tersebut.
Sementara itu, saat ini Ginting tengah fokus menatap tiga rangkaian turnamen Eropa yaitu Denmark Open (18-23 Oktober), French Open (25-30 Oktober), dan Hylo Open (1-6 November 2022). Adapun Denmark Open yang merupakan turnamen level Super 750 menjadi rintangan pertama untuknya.
Di babak pertama Denmark Open, Ginting akan langsung berhadapan dengan lawan yang tangguh. Pemain nomor enam dunia itu bakal menantang tunggal putra andalan India, Lakshya Sen, di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark.