TOKYO, iNews.id – Jepang tengah dipusingkan bayang-bayang batalnya penyelenggaraan Olimpide Tokyo 2020. Penyebaran virus korona memukul penyelenggara, sponsor, dan perusahaan media yang sudah menghabiskan miliaran dolar untuk perhelatan akbar olah raga dunia itu.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menyatakan akhir bulan lalu bahwa pihaknya bertekad penuh untuk menggelar Olimpiade sesuai jadwal dari 24 Juli sampai 9 Agustus tahun ini. Seorang pejabat senior pemerintah Jepang berkata tidak ada "Plan B" untuk Olimpiade.
Berikut beberapa faktor finansial dan ekonomi yang terancam jika Olimpiade dibatalkan, menurut kantor berita Reuters.
BIAYA OLIMPIADE
Penyelenggara sudah mengungkapkan Desember tahun lalu bahwa Olimpiade ini ditaksir menelan dana 1,35 triliun yen (Rp178,12 triliun), tetapi angka itu belum termasuk sekitar tiga miliar yen (Rp395 miliar) untuk pemindahan event maraton dan jalan cepat dari Tokyo ke Sapporo yang ada di bagian utara Jepang, demi menghindari cuaca terik saat musim panas.
Anggaran Olimpiade Tokyo 2020 dibagi antara komite penyelenggara dan pemerintah pusat Jepang, sedangkan IOC sendiri menyumbangkan lebih dari 800 juta dolar AS (Rp11,39 trilun).
Penyelenggara menyatakan pemerintah pusat Jepang akan membayarkan sekitar 150 miliar yen (Rp19,7 triliun) yang kebanyakan untuk mendanai Stadion Nasional yang baru.
Namun, Badan Audit Jepang telah memangkas anggaran ajuan pemerintah pada 2013 menjadi 1,06 triliun yen (Rp139 triliun) pada 2018.