Ia menambahkan bahwa rasa sakit semakin parah saat semifinal, sehingga sangat memengaruhi pergerakannya di lapangan.
“Karena ingin all out untuk bisa menuju semifinal, kemarin masih saya paksakan dan rasa sakitnya belum separah hari ini. Sebenarnya sudah ada terapi tetapi mungkin itu belum cukup. Di pertandingan tadi pun, untuk melangkah saja masih terasa sangat sakit jadi memang cukup mengganggu dan saya jadi tidak bisa bermain dengan leluasa,” tambahnya.
Menutup perjalanan di musim 2025, Sabar mengaku bersyukur atas pencapaian yang diraih bersama Reza. Ia menilai pengalaman sepanjang tahun ini menjadi modal berharga menghadapi persaingan yang diprediksi semakin ketat pada 2026.
“Alhamdulillah kami bisa menutup rangkaian turnamen sepanjang tahun 2025 ini dengan cukup baik. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Memang perjalanan kami di tahun ini sangat dinamis, naik turun, tapi kami sangat bersyukur bisa melewatinya. Mudah-mudahan semua pembelajaran berharga di tahun ini bisa menjadi bekal yang baik untuk menghadapi tahun 2026 nanti,” tutur Sabar.
“Ke depan, tentunya kami harus terus waspada. Karena di tahun 2026 nanti pasti akan banyak pemain-pemain muda yang bermunculan di level atas. Semoga kami bisa terus menjaga performa, tetap konsisten, dan hari demi hari bisa menjadi lebih baik dari segala aspek,” tutupnya.