Menanggapi pujian itu, Bezzecchi merespons dengan kerendahan hati. Pembalap yang kini menghuni posisi keempat klasemen MotoGP 2025 dengan 254 poin itu mengaku tersanjung, namun menegaskan bahwa gelar juara dunia tak akan datang tanpa kerja keras.
“Itu akan menjadi mimpi seumur hidup, tapi yang terpenting adalah terus bekerja setiap hari agar semakin dekat dengan tujuan itu,” kata Bezzecchi.
Performa Bezzecchi sepanjang musim ini memang menunjukkan kematangan signifikan. Selain dua kali podium dan satu kemenangan di sprint race, dia konsisten finis di lima besar di berbagai lintasan berbeda. Hanya terpaut 20 poin dari Francesco Bagnaia di posisi ketiga, peluang Bezzecchi untuk menembus tiga besar masih sangat terbuka.
Rivola menilai pencapaian itu adalah sinyal positif bahwa Aprilia kini punya pembalap yang mampu bersaing melawan raksasa seperti Ducati, KTM, dan Yamaha.
“Marco adalah aset emas kami. Dia bukan hanya cepat, tapi juga punya sikap profesional dan semangat yang menginspirasi tim,” ungkap Rivola.
Konsistensi dan mental baja yang ditunjukkan Bezzecchi membuat banyak pengamat MotoGP sepakat bahwa dia akan menjadi salah satu kandidat kuat juara dunia dalam dua musim ke depan. Dengan dukungan penuh dari Aprilia Racing dan pengalaman yang terus bertambah, musim 2026 bisa menjadi panggung kebangkitannya menuju takhta tertinggi MotoGP.
Bagi Aprilia, keberhasilan Bezzecchi bukan sekadar hasil kerja seorang pembalap, melainkan bukti dari evolusi proyek ambisius mereka di kelas premier. Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan mustahil nama Marco Bezzecchi akan tercatat sebagai pembalap Italia berikutnya yang mengibarkan bendera juara dunia MotoGP.