Akhirnya, secara mengejutkan, Maria Kristin berhasil mengalahkan unggulan keempat asal China Lu Lan di perebutan medali perunggu lewat rubber gim.
Pada gim pertama, dia kalah dengan skor 15-21. Kemudian ia membalasnya pada gim kedua dan menang 21-13. Akhirnya, Maria Kristin menutup gim ketiga dengan kemenangan 21-15 dan membuat Lu Lan saat itu menangis terpukul dengan kekalahan tersebut.
Maria Kristin mengungkapkan cerita di balik kesuksesannya tersebut. Dia mengatakan bahwa kesuksesan itu tidak lepas dari sosok pelatih yang mendampinginya yakni Hendrawan.
"Nah, pas mau perebutan (perunggu) pas habis kalah dari Zhang Ning. Ko Wawan (Hendrawan) ngomong 'ini belum selesai masih ada satu langkah lagi, semuanya tergantung kamu mau jadi semifinalis Olimpiade atau perunggu Olimpiade'. Jadi itu doang yang aku tanamkan pas mau main di perebutan perunggu," katanya.
Medali perunggu itu, kemudian ia persembahkan untuk keluarganya.Terutama kepada ayahnya dan mantan pelatihnya yang memberi motivasi sebelum pertandingan, yaitu Hendrawan.
“Saya mempersembahkan medali perunggu itu untuk ayah, keluarga dan tentu saja untuk pelatih (Hendrawan),” tambahnya.
Di edisi Olimpiade 1992 Barcelona, tunggal putri Susy Susanti menjadi atlet pertama Indonesia yang meraih emas Olimpiade. Lalu pada edisi Olimpiade 1996 Atlanta, tunggal putri juga sukses mendapatkan medali perunggu lewat Susy Susanti lagi dan perak oleh pemain muda saat itu Mia Audina. Yang terkakhir Maria Kristin, meraih medali perunggu pada Olimpiade Beijing 2008.