Kali ini, Thiem sangat antusias kembali bentrok Nadal meski harus bermain empat hari berturut-turut. Bahkan, pelatih Thiem, Nicolas Massu, sempat meminta kepada wasit turnamen apakah final dapat digeser mundur sehari.
“Saya merasa baik-baik saja. Saya masih penuh adrenalin. Jadi, saya tidak akan lelah. Semuanya akan datang setelah turnamen. Jadi saya siap untuk meninggalkan semua yang saya miliki di final nanti,” Thiem menegaskan.
Yang pasti, Thiem berambisi menjadi petenis Austria kedua yang juara di Roland Garros setelah Thomas Muster pada 1995. Menurutnya, menghadapi Nadal pada di Paris sebagai tantangan pamungkas.
“Saya memainkan pertandingan yang sangat bagus melawan Nadal di Barcelona. Itu enam minggu yang lalu. Jadi tentu saja saya mencoba melakukan hal yang sama meskipun itu cara yang lebih sulit untuk memainkannya di sini,” katanya.