Dari 5 nomor yang dipertandingkan, Indonesia masih terasa mengalami kesulitan di sektor tunggal putri. Gelar juara dunia tunggal putri terakhir kali direbut oleh Susi Susanti, tahun 1993 di Birmingham, Inggris. Di partai final, Susi Susanti ditantang oleh tunggal putri Korea Selatan, Bang Soo-hyun.
Sempat kalah di set pertama, Susi berhasil merebut dua set setelahnya dalam pertandingan yang amat ketat itu. Susi Susanti berhasil menang atas musuh bebuyutannya tersebut lewat rubber game, 5-11, 11-5, dan 11-3. Usai kemenangan gemilang Susi, belum ada tunggal putri Indonesia yang berhasil berdiri kembali di podium juara dunia hingga kini.
Susi Susanti, yang bernama lengkap Lucia Francisca Susanti Haditono, adalah putri asli Jawa Barat yang lahir di Tasikmalaya, 11 Februari 1971. Melansir Sportstars.id, perempuan yang akrab disapa Susi itu sudah tertarik pada olahraga tepok bulu saat usianya baru menginjak 7 tahun. Ia berlatih bersama klub pamannya, PB Tunas Tasikmalaya, dan mengikuti berbagai kejuaraan atau kompetisi junior.
Tumbuh sebagai pebulu tangkis berbakat, Susi berhasil menjuarai ajang World Championship 1985. Padahal, usianya baru menginjak 14 tahun saat itu. Empat tahun setelahnya, Susi yang sudah menjadi pemain bulu tangkis profesional bertanding dalam Indonesia Open dan berhasil menjadi juara. Nama Susi semakin terkenal sebagai pemain muda dan disegani pemain-pemain dunia. Padahal, usianya masih sangat muda.
Susi turut menjadi penggawa yang berkontribusi pada kemenangan Indonesia di ajang Piala Sudirman 1989 di Jakarta. Setelahnya, beragam kejuaraan lain seperti All England berhasil dimenangkan Susi. Sejarah mencatat, ia menjadi juara tunggal putri All England selama 4 edisi, yakni pada tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994.