Bagnaia menjelaskan masalah teknis pada motornya menjadi penghambat utama.
“Tapi setelah 6–7 lap, saya mulai kesulitan dengan bagian depan motor. Saya harus menunggu sedikit dan akhirnya terjebak di belakang dua bersaudara itu,” lanjutnya menjelaskan kendala yang dihadapinya.
Menurut Bagnaia, usahanya untuk menempel ketat duo Marquez selalu gagal akibat performa ban depan yang tidak stabil.
“Saya hanya bisa menonton mereka dan tidak bisa melakukan apa pun, seperti biasanya. Selalu seperti itu—terjebak di jarak 0,7–0,8 detik, lalu saya coba mendekat, tapi begitu menyentuh 0,2–0,3 detik, bagian depan mulai melebar ke mana-mana, jadi saya harus melambat lagi,” ungkapnya.
Ia juga menekankan ada sesuatu yang berbeda dengan motornya musim ini. “Sangat disayangkan, karena saya tahu saya bisa berada di sana dan bertarung untuk menang. Tapi musim ini, entah kenapa, saya tidak merasakan hal yang sama dengan motor saya. Jadi ini aneh, tapi ya beginilah kenyataannya,” tambahnya.
Hasil buruk di Mugello ini membuat Ducati harus segera melakukan evaluasi besar-besaran. Sebagai pembalap utama tim, Bagnaia sangat bergantung pada stabilitas dan respons motor. Jika tidak segera diperbaiki, peluangnya mempertahankan gelar dunia bisa semakin menjauh di musim 2025.