“Saya merasa senang bermain tenis meja,” kata Ibrahim dikutip dari laman The Australian, Selasa (7/9/2021).
"Ketika saya berdiri di meja, saya mungkin melupakan segalanya. Saya merasa bahwa saya sedang berbicara dengan bola dan dia mendengarkan apa yang saya katakan. Saya benar-benar merasa seperti raja ketika saya di meja,” ucap atlet para tenis meja satu-satunya yang mewakili benua Afrika ini.
"Kekurangan tidak ada di lengan atau kaki. Disabilitas adalah tidak bertahan dalam apapun yang ingin Anda lakukan,” terang atlet yang pernah di ranking 32 dunia pada 2006.
“Salah satu kenangan terpenting yang tidak akan pernah saya lupakan adalah ketika salah satu teman saya mengatakan kepada saya untuk tetap berpegang pada sesuatu yang bisa saya lakukan. Pernyataan itu adalah percikan yang menghasilkan sesuatu di dalam diriku. Kemauan dan tekad. Saya ingin membuktikan kepadanya bahwa saya bisa berlatih olahraga,” ujarnya.
Sayangnya di Paralimpiade Tokyo 2020, Ibrahim belum beruntung. Dia kalah dua kali atas wakil China dan Korea Selatan di nomor individu. Sementara di nomor beregu, dia dan rekannya Sayed Mohamed kalah melawan Spanyol. Meskipun gagal meraih medali, sampai saat ini Ibrahim dipandang sebagai sosok yang menginspirasi banyak orang berkat kegigihannya meski diliputi kekurangan secara fisik.