Gaya lompat selanjutnya adalah western roll atau side roll. Gaya ini juga bisa disebut gaya sampingan. Gaya ini diciptakan oleh G. Horin dari Amerika Serikat pada tahun 1912. Namun gaya side roll tidak dapat berkembang karena peraturan yang berlaku.
Gaya ini memiliki posisi kepala lebih rendah dari pinggul saat berada di atas mistar. Hal inilah yang mendiskualifikasi atlet sehingga jarang digunakan oleh para atlet.
Pada tahun 1943, gaya western roll dikembangkan agar posisi kepala tidak boleh terlalu rendah dari pinggang saat melewati mistar. Gaya ini pernah tercatat sebagai rekor yang dimiliki oleh seorang atlet Amerika dengan tinggi 2,03 meter.
Saat itulah gaya side roll mulai dikenal dan diterapkan oleh para atlet dunia termasuk Indonesia.
Gaya lompat yang terakhir adalah gaya straddle atau bolster. Gaya straddle banyak digunakan oleh atlet. Pada 1930-an, atlet Amerika bernama Jim Stewart diperkenalkan dengan gaya roll.
Tapi tahun itu tidak ada pengakuan mengenai gaya straddle ini. Namun pada saat itu gaya roll telah bersaing dengan gaya side roll.
Gaya ini juga memecahkan rekor dengan tinggi tiang 2,15 meter. Lalu ada lagi atlet Rusia yang memecahkan rekor lagi menggunakan gaya ini dengan ketinggian 2,23 meter di atas mistar.
Atlet tersebut bernama V. Brunei. Untuk gaya menggelinding pada olahraga ini dapat dimulai dengan langkah berjumlah 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11.
Salah satu dari dua kegiatan lapangan tersebut juga disebut sebagai lompat vertikal, peserta dalam lompat lepas landas (tanpa bantuan) dari satu kaki di atas palang horizontal sepanjang empat meter.
Mereka berusaha untuk mencapai ketinggian tertinggi tanpa menjatuhkan mistar ke tanah. Lalu, atlet mendarat di matras.
Semua atlet memiliki tiga upaya per ketinggian, meskipun mereka dapat memilih untuk 'lulus', yaitu maju ke ketinggian yang lebih tinggi meskipun belum menyelesaikan yang sekarang.
Tiga kegagalan berturut-turut pada ketinggian yang sama, atau kombinasi ketinggian, mengarah ke eliminasi.
Jika atlet terikat pada ketinggian yang sama, pemenangnya adalah yang memiliki kegagalan paling sedikit pada ketinggian itu. Jika atlet masih seri, pemenangnya akan memiliki kegagalan paling sedikit di seluruh kompetisi.
Setelah itu, jump-off akan menentukan pemenangnya. Lompatan akan dimulai pada ketinggian berikutnya yang lebih tinggi. Setiap pelompat memiliki satu upaya dan palang diturunkan dan dinaikkan sampai satu pelompat berhasil pada satu ketinggian.
Olahraga yang satu ini menuntut kecepatan, semangat, dan kelincahan di antara kualitas lainnya.
Demikian informasi mengenai pengertian, sejarah, teknik dasar dan gaya, serta peraturan olahraga lompat tinggi. Semoga bermanfaat.