DOHA, iNews.id- Piala Dunia 2022 Qatar banyak menyimpan cerita kontroversi. Ada beberapa kalangan menilai terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah kental dengan nuansa politik tingkat tinggi.
Isu panas itu tak lain terlihat dari banyaknya kasus tak mengenakkan dalam proses persiapannya. Mulai dari kasus Hak Asasi Manusia, rasisme, hingga diskriminatif turut mewarnai ini semua.
Tentu tak bisa dilepaskan dari ingatan yang mana terdapat lebih dari puluhan pekerja migran yang tewas dalam pembangunan menuju Piala Dunia. Itu adalah salah satu contoh yang membuat suasana ajang empat tahunan ini berbeda dari sebelumnya.
Belum lama ini, eks Presiden FIFA Sepp Blatter juga menyampaikan penyesalannya menjadikan Qatar sebagai tuan rumah ajang terbesar ini. Menurutnya, ini adalah sebuah kesalahan sejak pertama kali proses bidding.
"Bagi saya sudah jelas, Qatar adalah sebuah kesalahan. Pilihannya buruk. Saat itu, komite eksekutif sebenarnya sepakat bahwa Rusia harus mendapatkan Piala Dunia 2018 dan Amerika Serikat pada 2022," kata Sepp Blatter kepada surat kabar Swiss Tages-Anzeiger dikutip laman CNN.
Tapi dia menyebutkan bahwa pemilihan itu tak lepas dari tekanan politik. Kepentingan di antara para pejabat tinggi di antara negara mengalahkan semuanya.
"Ini menjadi isyarat perdamaian jika dua lawan politik lama menjadi tuan rumah Piala Dunia satu demi satu," lanjut Sepp Blatter.