Dalam argumennya, Blatter tidak menyebutkan permasalahan HAM dan diskriminatif yang menjadi alasan bahwa Qatar tidak pantas. Tapi faktor lain di lihat dari segi geografis, dan sejarah negara ini sebagai peserta Piala Dunia.
Sepp Blatter juga tidak bicara soal adanya suap terkait penunjukkan Qatar, meski bukti di pengadilan menyatakan sebaliknya. Tapi saat pemilihannya, eks Presiden FIFA sebelumnya Michel Platini mendapat paksaan secara tifak langsung dari pemimpin negara yang bersangkutan.
"Berkat empat suara (Michel) Platini dan UEFA, Piala Dunia lebih dipilih ke Qatar daripada Amerika Serikat,” ujar Sepp Blatter tentang hasil pemungutan suara yang mana Qatar unggul 14 banding 8 atas Amerika Serikat.
"Platini berbicara dengan saya bahwa dia telah diundang ke Istana Champ Elysee, tempat Presiden Prancis (Nicolas) Sarkozy baru saja makan siang dengan Putra Mahkota Qatar,” lanjutnya.
“Sarkozy berkata kepada Platini: 'Lihat apa yang anda dan rekan anda dari UEFA dapat lakukan untuk Qatar ketika Piala Dunia diberikan'," tambah Sepp.
Cerita itu pernah diselidiki dan Platini kemudian diinterogasi. Tapi dia menyangkal hal itu.