Taufik juga membeberkan bahwa pada 26 Juni 2025, telah dilakukan evaluasi internal di tubuh PBSI. Salah satu topik utama yang dibahas adalah promosi dan degradasi pemain—sebuah langkah tegas untuk mendorong performa maksimal dari setiap atlet.
"Kami tidak segan untuk evaluasi. Kalau tidak bisa lama-lama dosa juga kami, menahan mereka di situ lama-lama juga buat apa?", ujarnya lantang.
Realita yang dihadapi saat ini memang cukup memprihatinkan. Prestasi bulu tangkis Indonesia sepanjang BWF World Tour 2025 terbilang menurun. Hingga pertengahan tahun, skuad Merah Putih baru mengoleksi dua gelar juara, dan semuanya datang dari turnamen level Super 300.
Gelar pertama diraih pasangan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri) di Thailand Masters. Gelar kedua diperoleh oleh Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathanael Pasaribu (ganda campuran) di Taipei Open 2025.
Apakah pesan tajam Taufik Hidayat akan membangkitkan semangat para atlet pelatnas untuk kembali berbicara banyak di pentas dunia? Hanya prestasi yang bisa menjawab.