Pada 2002, Tony hijrah ke Amerika Serikat (AS) dan menjadi pemain sekaligus pelatih bulu tangkis di Orange County Badminton Club. Pemain-pemain hebat berlatih di klub itu. Dia menyebut cita-citanya menjadi sarjana membuatnya pergi ke Negeri Paman Sam.
Dia rela pergi jauh karena ingin gelar itu diraih dari universitas bergengsi. Tony menempuh pendidikan teknik komputer di Devry University di Pamona, California. Namun kesibukan menjadi pelatih dan pemain, membuatnya kehabisan waktu dan tidak bisa menyelesaikan pendidikannya.
Pada 2004, Tony diminta klub untuk mengikut Kejuaraan Dunia 2005. Saat itu dia berpasangan dengan Howard Bach. Tak disangka, persiapan yang hanya satu tahun itu membuahkan hasil. Bersama Bach, dia menjadi juara dunia setelah mengalahkan pasangan Indonesia, Candra Wijaya dan Sigit Budiarto di partai puncak.
Tony tidak pernah menyangka akan menjadi juara dengan nama Amerika Serikat dipunggungnya. Menurutnya, saat itu banyak orang mengatakan karirnya sudah selesai, dia sangat senang karena menjadi juara dunia.
Meski telah lama tinggal di Negeri Paman Sam, Tony baru menjadi warga negara AS pada 2011. Di tahun itu, dia menjuarai Pan America Games berpasangan dengan Howard Bach dan lolos ke Olimpiade London 2012. Setelah itu dia memutuskan untuk pensiun dan fokus menjadi pelatih di AS.
View this post on Instagram
Lantas apa kesibukan Tony selepas pensiun?
Kehidupan Tony selepas pensiun tak jauh dari dunia tepok bulu. Dia menjadi pelatih bulu tangkis di Amerika Serikat.
Tony mengungkapkan sempat mengalami kesulitan saat awal-awal menjadi pelatih. Namun, bulu tangkis sudah ada dalam darahnya sehingga dia bisa menyesuaikan diri.
“Sedikit sulit pada awalnya tetapi saya pikir bulu tangkis ada di dalam darah saya dan saya berusaha menyesuaikan perlahan-perlahan dan saya menyukainya,” kata Tony.
Tony kerap mengunggah kegiatannya sebagai pelatih di akun Instagramnya. Tony pernah menjadi pelatih di klub Jepang Tonami. Dia juga beberapa kali berpartisipasi dalam even Yonex The Legend Vision.
Kini Tony kembali tinggal di Amerika Serikat. Dia menuruskan karier kepelatihannya di Amerika Serikat.
Tony berharap bisa lebih mempopulerkan bulu tangkis di Amerika. Pada awal kedatangannya hanya ada 80 atlet nasional dari kelompok usia U11 sampai U19. Sekarang, sudah ada ribuan atlet yang bertanding di kejuaraan nasional.
Tony mengatakan tidak pernah mengkhianati Indonesia. Dia mengganti kewarganegaraannya karena urusan anak, pajak dan lain-lain. Dia masih mencintai Indonesia dan rindu dengan tanah kelahirannya itu.