Tiga keputusan besar yang dihasilkan Kongres Biasa PSSI ini terdiri dari perubahan tata kelola organisasi, penunjukan tokoh penting sebagai dewan kehormatan, dan agenda konsolidasi jangka panjang. Semua keputusan ini diyakini akan memperkuat fondasi organisasi dan memperluas partisipasi daerah dalam pembangunan sepak bola.
Pertama, Ketua Asprov tetap dipilih secara terbuka. Namun, untuk memperkuat struktur di tingkat lokal, Ketua Asprov diberi kewenangan menunjuk Ketua Askot dan Askab. Langkah ini dinilai sebagai solusi efektif agar pengembangan infrastruktur dan pembinaan pemain muda berjalan optimal.
Kedua, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi diterima sebagai Dewan Kehormatan PSSI. Kehadiran kepala negara dalam struktur kehormatan PSSI ini diharapkan membawa dukungan moral dan politis yang signifikan bagi kemajuan sepak bola nasional.
Ketiga, PSSI akan melakukan revisi lanjutan berdasarkan masukan dari Asprov dan klub-klub peserta liga. Untuk itu, Erick Thohir mengumumkan rencana roadshow nasional guna melakukan konsolidasi dan penyerapan aspirasi dari akar rumput. Langkah ini menunjukkan komitmen federasi dalam membangun sistem yang lebih inklusif dan kolaboratif.
Kongres Biasa 2025 mencatatkan sejarah sebagai tonggak reformasi dalam tubuh PSSI. Dengan landasan regulasi baru dan dukungan politik yang kuat, diharapkan transformasi besar-besaran ini mampu membawa sepak bola Indonesia menuju pentas internasional secara berkelanjutan.