1. Taktik dan Strategi Perlu Disempurnakan
Akmal menilai pendekatan taktik yang digunakan saat melawan Jepang belum efektif dan harus segera disesuaikan menghadapi tim-tim Timur Tengah yang punya karakteristik bermain berbeda.
2. Fisik dan Mental Masih Lemah
Kekalahan telak dari Jepang memperlihatkan lemahnya daya tahan fisik dan mental pemain saat mendapat tekanan bertubi-tubi.
“Kalau kita lihat melawan Jepang bagaimana para pemain kita kedodoran, dan bagaimana kita bengong ketika berhadapan atau mendapatkan tekanan dari pemain Jepang yang sangat cepat. Fisik dan mental sangat diperlukan menghadapi babak krusial,” ujar Akmal.
3. Tingkatkan Kualitas di Semua Lini
Menurutnya, seluruh sektor dalam tim yakni belakang, tengah, hingga depan harus mengalami peningkatan signifikan dalam tiga bulan ke depan.
“Perlu ada pembenahan secara signifikan dalam rentang tiga bulan ini untuk lini belakang lebih solid, kemudian lini tengah lebih kreatif, dan lini depan lebih tajam. Ini penting karena hanya kemenangan yang bisa mengantar kita lolos ke Piala Dunia,” jelasnya.
4. Bangun Chemistry dan Mental Juara
Akmal menekankan bahwa selain taktik dan teknis, Timnas Indonesia butuh membangun kekompakan dan sistem permainan yang menyatu agar bisa bersaing dengan tim top Asia.
“Kemudian yang keempat adalah bagaimana membangun chemistry pemain satu sama lain, kemudian membangun sistem permainan yang kuat, dan membangun mentalitas bahwa kita mempunyai kemampuan untuk lolos ke Piala Dunia,” tutupnya.
Babak keempat kualifikasi akan digelar dengan sistem round-robin terpusat pada 8–14 Oktober 2025. Enam tim akan dibagi ke dalam dua grup, dan hanya juara grup yang lolos otomatis ke Piala Dunia 2026. Tim peringkat kedua akan berjuang melalui play-off antarbenua.
Indonesia akan masuk ke pot tiga, bersama Oman. Sementara Arab Saudi dan Qatar berada di pot satu, dan Uni Emirat Arab serta Irak menghuni pot dua. Fakta ini membuat Timnas harus benar-benar siap menghadapi babak hidup-mati.