5 Kejadian Memalukan Sepak Bola Indonesia yang Disorot Media Asing, Ada Pemain Tinju Wasit

Andhika Khoirul Huda
Pemain Persiwa Pieter Rumaropen (10) bertindak kasar kepada wasit Muhaimin pada 2013. (Foto: Sindonews)

4. Tinju Pieter Rumaropen ke Wasit Muhaimin

Pieter Rumaropen yang saat itu membela Persiwa Wamena, melakukan tindakan yang sangat memalukan pada 2013. Dia memberikan bogem mentah kepada wasit Muhaimin, yang kala itu memimpin laga timnya melawan Pelita Bandung Raya (PBR).

Pieter melontarkan tinjunya karena tak puas dengan keputusan Muhaimin yang menghadiahkan penalti pada PBR pada menit 81. Tinjunya itu pun membuat hidung Muhaimin berdarah hingga dilarikan ke rumah sakit.

Pemain asal Papua itu pun diganjar kartu merah oleh wasit pengganti, Tabrani. Selain itu, dia juga mendapatkan larangan bermain seumur hidup.

Media-media Inggris, seperti Guardian dan The Sun pun memberitakan kejadian pemulukan tersebut beserta videonya. Guardian juga menuliskan artikel berjudul Indonesian Footballer Banned for Life after Punching Referee.

Huffington Post pun tak mau ketinggalan dengan menulis berita bertajuk Pieter Rumaropen Gets Life Ban for Hitting Referee. Lalu, ESPN juga memberitakan secara detail bagaimana pemulukan itu membuat Muhaimin dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan di hidungnya tak kunjung berhenti hingga membuat laga dihentikan selama 15 menit.

5. Tragedi Kanjuruhan

Insiden kerusuhan paling berdarah di Tanah Air dan juga dunia terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu di Stadion Kanjuruhan, Malang, dalam laga yang mempertemukan tuan rumah, Arema FC dengan sang rival, Persebaya Surabaya, dalam laga lanjutan Liga 1 2022/2023. Sebanyak 135 orang tewas dalam insiden tersebut dan 600 lebih korban lainnya menderita luka-luka.

Banyaknya korban tewas yang ada membuat Tragedi Kanjuruhan masuk dalam salah satu daftar teratas insiden sepakbola paling mematikan di dunia. Yang terparah masih dipegang oleh tragedi di Estadio Nacional, Lima, Peru, yang menewaskan 328 korban jiwa pada 24 Mei 1964 silam.

Mayoritas korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan disinyalir karena para penonton yang semuanya adalah pendukung Arema FC, terinjak-injak dan juga sesak nafas. Pasalnya, para polisi yang berjaga melontarkan gas air mata ke tribun penonton ketika para Aremania turun ke lapangan usai tak puas tim kesayangan mereka dikalahkan sang rival.

Alhasil, gas air mata itu membuat para penonton panik dan berbondong-bondong menuju pintu keluar di tribun. Parahnya, akses pintu keluar tak banyak yang dibuka dan terlalu sempit sehingga banyak dari mereka yang terinjak-injak dan sesak napas hingga kehilangan nyawa.

Enam tersangka pun ditetapkan karena dianggap bertanggung jawab atas insiden mematikan itu. Mereka adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Komandan Kompi III Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman, Kabag Ops Polres Malang Wahyu SS, dan Kasat Samapta Polres Malang Ajun Komisaris Polisi Bambang Sidik Achmadi.

Kepolisian menjerat Akhmad Hadian Lukita, Abdul Haris, Suko Sutrisno dengan Pasal 359 dan/atau Pasal 360 KUHP dan/atau Pasal 103 ayat 1 Jo Pasal 52 UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Sementara AKP Hasdarman, Kompol Wahyu SS, dan AKP Bambang Sidik Achmadi disangkakan dengan Pasal 359 dan/atau Pasal 360 KUHP.

Kejadian itu pun membuat Liga 1 2022/2023 sementara ditunda. Proses penyelidikan Tragedi Kanjuruhan pun masih terus dilakukan oleh pihak-pihak terkait.

Tragedi mematikan itu jelas menjadi sasaran empuk media-media internasional. Mirror,  Guardian, The Athletic, Reuters dan media-media besar lainnya langsung memberitakan insiden tersebut hanya beberapa jam setelah kejadian itu berlangsung. 

Editor : Dimas Wahyu Indrajaya
Artikel Terkait
Soccer
3 bulan lalu

Kanjuruhan Sepi Usai Tragedi, Arema FC Rindu Lautan Aremania

Soccer
3 bulan lalu

Trauma Tragedi 2022 Masih Membekas, Laga Arema FC di Kanjuruhan Sepi Meski Dijaga 1.402 Personel

Soccer
3 bulan lalu

FIFA Tolak Regulasi Suporter Tandang di Super League 2025-2026

Soccer
5 bulan lalu

1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan, Arema FC Gelar Doa Bersama untuk Para Korban

Nasional
5 bulan lalu

1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Korban Gelar Doa dan Desak Keadilan Tuntas

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal