JAKARTA, iNews.id - Terdapat 5 pelanggaran paling brutal yang pernah tejadi di dunia sepakbola. Salah satunya menimpa ayah Erling Haaland.
Sebuah pertandingan sepakbola tentu sering melibatkan adu fisik antar pemain. Hal itu dilakukan untuk menguasai bola ataupun merebut bola dari lawan.
Namun, untuk urusan merebut bola terkadang para pemain terlalu nekat dan akhirnya melakukan pelanggaran keras. Bahkan, beberapa korban pelanggaran brutal bisa sampai tak sadarkan diri di tengah lapangan.
Tanpa basa-basi lagi, berikut adalah lima pelanggaran paling brutal yang pernah terjadi di dunia sepakbola dilansir dari Sportskeeda, Kamis (27/1/2022).
1. Nigel De Jong vs Xabi Alonso
CON VAR, ¿LA HISTORIA DEL FÚTBOL HABRÍA SIDO DIFERENTE? Aunque no parezca, esto es fútbol y no karate. Es la terrible patada de Nigel de Jong a Xabi Alonso que Howard Webb solo sancionó con amarilla, en plena final del mundo en 2010. Con VAR, ¿era realmente roja? Te leemos. pic.twitter.com/wCakucFPIz
— ESPN Fútbol Colombia (@ESPNFutbolCol) March 30, 2021
Nigel De Jong melakukan pelanggaran yang bisa dibilang sangat brutal kepada Xabi Alonso di final Piala Dunia 2010 saat Belanda menghadapi Spanyol. De Jong terbang untuk merebut bola dari Alonso tetapi kakinya terlalu tinggi sehingga dia menghajar bagian dada dari pemain Real Madrid itu.
Beruntung bagi De Jong, wasit tak memberikan kartu merah kepadanya. Dia hanya diganjar kartu kuning sehingga membuat penonton terheran-heran dengan keputusan tersebut. Alhasil, momen tersebut menjadi salah satu kejadian yang paling diingat dalam pesta sepakbola terakbar di dunia yang digelar di Afrika Selatan itu.
2. Axel Witsel vs Marcin Masilewski
Witsel and Wasilewski will have a good catch up???? #LCFC pic.twitter.com/AMM7fN6Hvn
— Jack Johnson (@JackJ_) July 15, 2016
Axel Witsel mungkin dikenal sebagai pemain yang tak pernah melakukan pelanggaran keras kepada lawan. Akan tetapi, ketika masih membela Standard Liege pada Agustus 2009 lalu, dia pernah menghajar pemain Anderlect, Marcin Wasilewski, hingga menderita patah kaki.
Akibat perbuatannya itu, pemain asal Belgia itu terkena hukuman larangan bertanding dalam delapan laga. Selain itu, dia juga sempat menerima ancaman pembunuhan dari supporter Anderlect dan juga pendukung Tim Nasional Polandia, yang dibela oleh Wasilewski.