MALANG, iNews.id – Manajemen Arema FC menyatakan kekecewaan mendalam usai insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri oleh oknum suporter di luar Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Akibat kejadian memalukan itu, manajemen Singo Edan mempertimbangkan tidak lagi menggunakan Stadion Kanjuruhan untuk pertandingan kandang dalam waktu dekat.
Pertandingan antara Arema FC vs Persik Kediri berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025). Laga itu berakhir dengan kekalahan telak bagi tuan rumah, 0-3. Gol-gol Persik dicetak oleh Vava Mario Yagalo (25’), Ramiro Fergonzi (72’), dan Ze Valente (82’).
Usai pertandingan, bus yang membawa tim Persik dilempari batu oleh sejumlah oknum suporter di luar stadion.
General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, mengungkapkan bahwa insiden tersebut telah mencederai perjuangan klub selama tiga tahun terakhir untuk kembali ke Kanjuruhan, stadion yang sebelumnya menjadi saksi tragedi kemanusiaan yang menewaskan 135 jiwa.
"Kami sangat kecewa dengan insiden ini. Tiga tahun kami berjuang agar bisa kembali bermain di rumah sendiri, dan semua itu seolah tidak dihargai," ujar Yusrinal melalui keterangan resmi, Senin (12/5/2025).
Menurut pria yang akrab disapa Inal ini, klub telah berupaya keras mempertahankan eksistensinya di tengah badai kritik dan keterbatasan finansial karena harus terusir dari markas sendiri pasca tragedi 2022. Ia mengaku klub hanya bisa bertahan berkat tekad dan semangat para pengurus serta pemain.
"Kami bertahan dengan sisa tenaga, nyaris tanpa dukungan. Tapi yang kami terima justru tuntutan yang berlebihan. Rasanya kami tidak dihormati di sini," ungkapnya tegas.