Pertunjukan di atas lapangan hijau menjadi magnet bagi jutaan pemuja sepak bola untuk terus berada di depan layar, baik televisi atau pun live streaming. Dan, bagi perusahaan media, Euro atau kompetisi sepak bola akbar lainnya menggaransi jangkauan penonton yang luar biasa luas.
Dikutip dari situs resmi UEFA, pendapatan dari penjualan hak siar baik televisi maupun channel yang menayangkan live streaming, menempati urutan pertama dari total revenue Euro 2024.
Nilai hak siar Euro 2024 mencapai 1,135 miliar euro atau sekitar Rp19,975 triliun. Rekening UEFA makin menggemuk dengan pendapatan yang diraih dari sponsor global.
Badan yang dipimpin Aleksander Ceferin itu tidak perlu menjajakan Euro 2024 sebagai barang dagangan, karena perusahaan besar sudah mengantre agar bisa menjadi bagian dari hajatan sepak bola tahun ini.
Euro 2024 menggandeng korporasi raksasa Alipay+, Booking.com, Coca-Cola, serta Unilever sebagai sponsor global mereka. Revenue besar UEFA berikutnya datang dari penjualan tiket, hospitality dan penjualan lisensi nama Euro 2024. Untuk pesta Euro 2024.
UEFA menggelontorkan 2,5 juta lembar tiket untuk seluruh fase pertandingan. Dan, nyaris seluruh tiket terjual habis di semua stadion penyelengara Euro.
Pencinta sepak bola yang membeli tiket dan berasal dari luar kota atau luar Jerman, tentu saja bakal mengeluarkan uang untuk hotel, makan, transportasi dan lainnya. Selain itu, penjualan lisensi pemakaian merk ‘Euro 2024’ juga menjadi lumbung kekayaan UEFA.
Sejumlah perusahaan berlomba-lomba membeli hak istimewa itu, untuk memproduksi merchandise turnamen, termasuk pakaian, boneka maskot, stickers, dan memorabilia. Lalu, berapa cuan yang bisa diraup tim terbaik di Euro 2024?