Tantangan bagi Garuda Muda semakin besar mengingat hanya juara grup yang otomatis lolos ke Piala Asia U-23 2026. Dari 11 grup yang bertanding di sesi kualifikasi, hanya empat runner-up terbaik yang berhak mendapat tiket tambahan. Artinya, selisih gol dan efektivitas penyelesaian akhir sangat menentukan nasib Timnas U-23.
Saat menghadapi tim-tim yang punya pertahanan solid seperti Malaysia dan Vietnam, lini serang Indonesia kesulitan menembus blok pertahanan. Meski peluang tetap tercipta, kualitas penyelesaian yang minim membuat skor akhir tetap nihil. Ini menjadi bahan evaluasi utama yang diakui Vanenburg sendiri.
Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan adalah mengasah penyelesaian akhir lewat sesi latihan intensif, sekaligus memberi kepercayaan lebih kepada para striker. Kemampuan membaca ruang, pemahaman posisi, dan ketenangan dalam eksekusi menjadi aspek yang harus ditingkatkan.
Dengan waktu yang tersisa menjelang kualifikasi, Vanenburg dan tim pelatih harus cermat dalam membangun strategi menyerang yang lebih efektif. Terutama saat menghadapi Korea Selatan, yang di atas kertas merupakan lawan terberat di grup. Ketajaman lini depan bisa menjadi pembeda antara gagal dan lolos ke putaran final.
Kini, tekanan semakin besar mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam grup kualifikasi. Bermain di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, para pemain tentu mendapat dukungan penuh dari publik. Namun, dukungan itu harus dijawab dengan performa optimal, terutama dalam mencetak gol.