Indra menegaskan Mali dipilih karena kualitasnya yang lebih tinggi, sehingga dapat memberikan pengalaman bertanding yang lebih berat bagi para pemain.
“Kami menganggap dengan Mali, kalau kita bicara ranking tentu mereka lebih di atas kita. Kami menganggap ini adalah pertandingan uji coba yang mungkin levelnya sedikit lebih berat. Dan kami memang menginginkan itu bagaimana respon-respon para pemain dengan situasi-situasi yang dilakukan oleh tim yang kualitasnya bagus,” sambungnya.
Dua laga ini sekaligus menjadi ajang evaluasi bagi seluruh pemain. Indra berharap pengalaman menghadapi tekanan dan kualitas Mali dapat menjadi modal berharga untuk menantang negara-negara Asia Tenggara di SEA Games 2025.
“Sehingga nanti pengalaman yang diharapkan di pertandingan dua kali uji coba ini bisa menjadi bekal untuk mereka nanti di pertandingan-pertandingan di level Asia Tenggara. Dan itu harapan kami untuk uji coba yang kedua ini. Fasilitasi yang diberi oleh PSSI sangat bermanfaat untuk memvalidasi pemain-pemain yang akan kita rekrut nanti menjadi 23 pemain,” ujar Indra.
Timnas Indonesia U-22 yang berstatus juara bertahan tergabung di Grup C SEA Games 2025 bersama Myanmar, Filipina, dan Singapura. Dengan status unggulan, Garuda Muda dituntut tampil matang sejak fase penyisihan.
Keputusan Indra memilih Mali sebagai sparring partner pun dianggap bagian dari strategi besar mempersiapkan tim lebih tangguh sebelum memasuki panggung utama Asia Tenggara.