Suleiman wafat meninggalkan seorang istri dan lima anak. Laporan dari Al Jazeera menyebut bahwa kematiannya terjadi usai diserang Israel di tengah antrean warga yang menanti bantuan makanan dan medis di pusat distribusi.
Kehilangan Suleiman menjadi pukulan telak bagi rakyat Palestina dan komunitas sepak bola internasional. Warisan permainannya, semangat juangnya, dan keteladanannya akan selalu dikenang.
UEFA diserang netizen karena mengumumkan tewasnya Suleiman tanpa memberitahukan penyebabnya. Setelah itu Presiden UEFA Aleksander Ceferin langsung merespons.
Dia mengajak dua bocah Palestina naik podium memberikan medali ke juara Piala Super Eropa 2025, Paris Saint-Germain (PSG). Mereka juga membentangkan spanduk "Stop bunuh anak-anak. Stop bunuh warga sipil".