Respons positif ini menunjukkan bahwa mentalitas dan daya juang Garuda Asia telah menyentuh hati para pencinta sepak bola tanah air, sekalipun hasil akhir belum berpihak.
Kekalahan dari Mali bukanlah aib. Sebab, tim asal Afrika Barat itu merupakan raksasa sepak bola di level usia muda. Mereka sudah tujuh kali tampil di Piala Dunia U-17: 1997, 1999, 2001, 2015, 2017, 2023, dan 2025, dengan catatan impresif finis peringkat ketiga di edisi 2023.
Sebaliknya, Timnas Indonesia U-17 baru dua kali tampil di turnamen dunia, yaitu tahun 2023 sebagai tuan rumah, dan 2025 sebagai peserta reguler. Artinya, laga ini sekaligus menjadi bahan evaluasi penting menjelang Piala Dunia U-17 2025 di Qatar, yang akan digelar 3–27 November.
Piala Kemerdekaan merupakan bagian dari program uji coba Garuda Muda sebelum berlaga di Grup H Piala Dunia U-17, di mana mereka akan bersaing dengan Brasil, Honduras, dan Zambia. Meski bukan grup mudah, performa melawan Mali memberi sinyal bahwa tim ini tak bisa diremehkan.