Dua pemain diaspora ini kini menjadi figur sentral dalam membangun mental juang skuad Garuda. Kevin Diks di lini belakang memberi ketenangan dan karakter pemimpin, sementara Maarten Paes di bawah mistar menjadi tembok terakhir yang tak mudah ditembus. Kombinasi keduanya menghadirkan keseimbangan antara disiplin Eropa dan semangat khas Indonesia.
Setelah laga melawan Arab Saudi, skuad Garuda akan kembali bertanding melawan Irak di tempat yang sama pada 12 Oktober 2025. Dua laga ini menjadi momentum krusial dalam perjalanan menuju Piala Dunia 2026 — sesuatu yang belum pernah dicapai sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
Target mereka jelas: menyapu bersih dua laga Grup B dan memastikan langkah menuju putaran final. Kemenangan atas Arab Saudi akan menjadi pintu awal, sementara kemenangan atas Irak akan menuntaskan mimpi besar seluruh rakyat Indonesia.
Kini, seluruh perhatian tertuju pada Kevin Diks dan rekan setimnya. Bukan hanya karena teknik dan strategi, tapi karena keyakinan dan tekad yang mereka bawa ke lapangan. Saat peluit pertama berbunyi di Jeddah, dunia akan menyaksikan apakah pesan sederhana “satu bangsa, satu mimpi” benar-benar menjadi kenyataan di rumput hijau.