Selain faktor lambung, dokter juga menyarankan Gregoria untuk mengecek kondisi telinga dan pendengaran, serta mencoba metode terapi alternatif seperti akupuntur yang sejauh ini cukup efektif dalam mengurangi gejala. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan cedera lama di tulang belakang ternyata turut memicu gangguan tersebut.
“Cuma kemarin ketemu juga ternyata, kan aku sempat cedera pinggang trus tulang L5 aku itu sempat retak, kayak udah beberapa lama. Jadi salah satu, salah duanya itu sudah ketahuan trigger-nya,” sambung Gregoria.
Kini, atlet berusia 25 tahun itu fokus mempersiapkan diri menjelang Japan Open dan China Open, dua turnamen besar yang digelar secara berurutan dan menjadi ajang pemanasan sebelum berlaga di Kejuaraan Dunia BWF 2025 (BWF World Championships).
Gregoria mengaku sangat menantikan kesempatan untuk kembali merasakan atmosfer kompetitif di level tertinggi. Meski harus tetap menjaga kondisi kesehatan, ia optimistis bisa memberikan penampilan terbaiknya dan kembali bersaing dengan para pemain elite dunia di sektor tunggal putri.
Kembalinya Gregoria ke lapangan bukan hanya menjadi harapan pribadi, tetapi juga bagi pecinta bulu tangkis Indonesia yang merindukan aksi terbaik dari sang juara SEA Games dan peraih medali emas turnamen internasional tersebut. Kini, semua mata tertuju padanya di dua tur Asia besar bulan ini.